Setelah kemarin benur murah membahas mengenai cara mudah budidaya udang vannamei secara tradisional plus, kali ini UD MUZAYIN PUTRA sebagai salah satu supplier benur murah dan terpercaya akan memberikan tips mudah budidaya udang vannamei secara organik.
Sebenarnya antara budidaya udang secara pola tradisional plus dengan secara organik, hampir mirip. Namun tentu ada perbedaan yang secara jelas akan berpengaruh. Oleh karenanya, simak dan perhatikan dengan seksama artikel berikut ini. Akan lebih baik jika cetak dua artikel untuk kemudian Anda catat perbedaannya.
Air dalam tambak dibuang, genangan air yang masih tersisa di beberapa tempat harus dipompa keluar. Selanjutnya tambak dikeringkan sampai retak-retak kalau perlu dibalik dangan cara ditraktor sehingga H²S menghilang karena teroksidasi. Pengeringan secara sempurna juga dapat membunuh bakteri patogen yang ada di pelataran tambak. Pengeringan tambak membutuhkan waktu minimal 15 hari.
2.Pemberantasan Hama
Pemberantasan bakteri patogen dengan PHEFOC, setelah lahan dibasahi terlebih dahulu. Semprotkan PHEFOC pada permukaan tanah secara merata dan diamkan minimal 24 jam. Penyemprotan PHEFOC dilakukan pada sore hari di atas jam 16.00 wib.
3.Pengapungan dan Pemupukan
Untuk menunjang berbaikan kualitas tanah dan air dilakukan pemberian kapur bakar (CaO), 1000 kg/ha, dan kapur pertanian sebanyak 320 kg/ha, selanjutnya masukkan air ke tambak sehingga tambak menjadi macak-macak kemudian dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang (bokashi) yang telah difermentasi dengan SOT. Penaburan bhokasi juga dilakukan pada sore hari diatas jam 16.00 wib. Sehari kemudian, masukkan air dengan kedalaman tidak lebih dari 30 cm, lalu taburkan SOC dengan takaran 1 tutup untuk 2m3 air. Setelah itu, biarkan selama 15 hari. Hal ini ditujukan agar plankton sebagai makanan alami telah tumbuh dan berkembang sebagai stok pakan bagi benih udang.
4.Pengisian Air
Pengisian air dilakukan setelah seluruh persiapan dasar tambak telah rampung dan air dimasukkan ke dalam tambak secara bertahap. Ketinggian air tersebut dibiarkan dalam tambak selama 2-3 minggu sampai kondisi air betul-betul siap ditebari benih udang. Tinggi air di petak pembesaran diupayakan ≥1,0m.
Sebelum benur diaklimatisasi terhadap suhu dengan cara mengapungkan kantong yang berisi benur di tambak dan menyiram dengan perlahan-lahan, terlebih dahulu celupkan sebentar ke dalam larutan SOC, lalu lakukan aklimatisasi.
Aklimatisasi terhadap suhu dengan cara mengapungkan kantong yang berisi benur di tambak dan menyiram dengan perlahan-lahan. Sedangkan aklimatisasi terhadap salinitas dilakukan dengan membuka kantong dan diberi sedikit demi sedikit air tambak selama 15-20 menit. Selanjutnya kantong benur dimiringkan dan perlahan-lahan benur vannamei akan keluar dengan sendirinya. Penebaran benur vannamei dilakukan pada saat sore hari.
Padat penebaran untuk pola tradisional plus tanpa pakan tambahan dan hanya mengandalkan pupuk susulan 10% dari pupuk awal adalah 1-7 ekor/m². Sedangkan apabila menggunakan pakan tambahan pada bulan kedua pemeliharaan, maka disarankan dengan padat tebar 8-10 ekor/m².
Pakan/pelet buatan diberikan pada hari ke-70 dimana pada saat itu dukungan pakan alami (plankton) sudah berkurang atau pertumbuhan udang mulai lambat.
Dosis pakan yang di berikan 5-2% dari biomassa udang dengan frekuensi pemberian 3kali/hari yakni 30% pada jam 7.00 dan 16.00 serta 40% pada jam 22.00.
Volume air ditambah kisaran 10 cm, sedangkan pada bukan berikutnya hingga panen, volume air ditingkatkan mencapai 15-20%. Sebelum umur pemeliharaan mencapai 60 hari hanya dilakukan penambahan air sebanyak yang hilang akibat penguapan atau rembesan. Kualitas air yang layak untuk pembesaran vannamei adalah salinitas optimal 10-25 ppt (toleransi 50 ppt), suhu 28-31°C, oksigen > 4ppm, amoniak < 0,1ppm, pH 7,5-8,2 dan H²S < 0,003ppm.
Selain itu, siapkan peralatan panen berupa keranjang panen, jaring yang dipasang di pintu air, jala lempar, styrofoam, ember, baskom, dan lampu penerangan dilakukan dengan menurunkan volume air secara gravitasi dan di bantu pengeringan dengan pompa.
Bersamaan dengan aktifitas tersebut juga dilakukan penangkapan udang dengan jala. Sebaiknya panen dilakukan pada malam hari yang bertujuan untuk mengurangi resiko kerusakan mutu udang, karena udang hasil panen sangat peka terhadap sinar matahari. Udang hasil tangkapan juga harus di cuci kemudian direndam es, selanjutnya dibawa ke cold storage. Dengan pola tradisional plus produksi udang vannamei 835-1050 kg/ha/musim tanam dengan sintasan 60-96%, ukuran panen antara 55-65 ekor/kg.
Demikian pembahasan singkat mengenai cara mudah budidaya udang vannamei secara organik. Semoga bermanfaat bagi Anda semua.
Diolah dari http://udangorganik.blogspot.com
Sebenarnya antara budidaya udang secara pola tradisional plus dengan secara organik, hampir mirip. Namun tentu ada perbedaan yang secara jelas akan berpengaruh. Oleh karenanya, simak dan perhatikan dengan seksama artikel berikut ini. Akan lebih baik jika cetak dua artikel untuk kemudian Anda catat perbedaannya.
Persiapan Tambak Udang Vannamei
1. Pengeringan/Pengolahan Tanah DasarAir dalam tambak dibuang, genangan air yang masih tersisa di beberapa tempat harus dipompa keluar. Selanjutnya tambak dikeringkan sampai retak-retak kalau perlu dibalik dangan cara ditraktor sehingga H²S menghilang karena teroksidasi. Pengeringan secara sempurna juga dapat membunuh bakteri patogen yang ada di pelataran tambak. Pengeringan tambak membutuhkan waktu minimal 15 hari.
2.Pemberantasan Hama
Pemberantasan bakteri patogen dengan PHEFOC, setelah lahan dibasahi terlebih dahulu. Semprotkan PHEFOC pada permukaan tanah secara merata dan diamkan minimal 24 jam. Penyemprotan PHEFOC dilakukan pada sore hari di atas jam 16.00 wib.
3.Pengapungan dan Pemupukan
Untuk menunjang berbaikan kualitas tanah dan air dilakukan pemberian kapur bakar (CaO), 1000 kg/ha, dan kapur pertanian sebanyak 320 kg/ha, selanjutnya masukkan air ke tambak sehingga tambak menjadi macak-macak kemudian dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang (bokashi) yang telah difermentasi dengan SOT. Penaburan bhokasi juga dilakukan pada sore hari diatas jam 16.00 wib. Sehari kemudian, masukkan air dengan kedalaman tidak lebih dari 30 cm, lalu taburkan SOC dengan takaran 1 tutup untuk 2m3 air. Setelah itu, biarkan selama 15 hari. Hal ini ditujukan agar plankton sebagai makanan alami telah tumbuh dan berkembang sebagai stok pakan bagi benih udang.
4.Pengisian Air
Pengisian air dilakukan setelah seluruh persiapan dasar tambak telah rampung dan air dimasukkan ke dalam tambak secara bertahap. Ketinggian air tersebut dibiarkan dalam tambak selama 2-3 minggu sampai kondisi air betul-betul siap ditebari benih udang. Tinggi air di petak pembesaran diupayakan ≥1,0m.
Penebaran Benur Udang Vannamei
Penebaran benur udang vannamei dilakukan setelah plankton tumbuh baik (7-15 hari) sesudah penumpukan. Benur vannamei yang digunakan adalah PL10-PL12 berat awal 0,001g/ekor diperoleh dari hatchery yang telah mendapatkan rekomendasi bebas patogen, Spesific Pathogen Free (SPF). Kriteria benur vannamei yang baik adalah mencapai ukuran PL10 atau organ insangnya telah sempurna, seragam atau rata, tubuh benih dan usus terlihat jelas, berenang melawan arus.Sebelum benur diaklimatisasi terhadap suhu dengan cara mengapungkan kantong yang berisi benur di tambak dan menyiram dengan perlahan-lahan, terlebih dahulu celupkan sebentar ke dalam larutan SOC, lalu lakukan aklimatisasi.
Aklimatisasi terhadap suhu dengan cara mengapungkan kantong yang berisi benur di tambak dan menyiram dengan perlahan-lahan. Sedangkan aklimatisasi terhadap salinitas dilakukan dengan membuka kantong dan diberi sedikit demi sedikit air tambak selama 15-20 menit. Selanjutnya kantong benur dimiringkan dan perlahan-lahan benur vannamei akan keluar dengan sendirinya. Penebaran benur vannamei dilakukan pada saat sore hari.
Padat penebaran untuk pola tradisional plus tanpa pakan tambahan dan hanya mengandalkan pupuk susulan 10% dari pupuk awal adalah 1-7 ekor/m². Sedangkan apabila menggunakan pakan tambahan pada bulan kedua pemeliharaan, maka disarankan dengan padat tebar 8-10 ekor/m².
Pemeliharaan Udang Vannamei
Selama masa pemeliharaan udang vannamei, dilakukan monitoring kualitas air meliputi : suhu, salinitas, transparasi, pH dan kedalaman air dan oksigen setiap hari. Selain itu, juga dilakukan pemberian larutan SOC setiap 1 minggu sebanyak 1 tutup per 2m3 air. Pengapuran susulan dengan dolomit super dilakukan apabila pH berfluktuasi dan tak perlu dilakukan jika kondisi PH air dalam kondisi stabil.Pakan/pelet buatan diberikan pada hari ke-70 dimana pada saat itu dukungan pakan alami (plankton) sudah berkurang atau pertumbuhan udang mulai lambat.
Dosis pakan yang di berikan 5-2% dari biomassa udang dengan frekuensi pemberian 3kali/hari yakni 30% pada jam 7.00 dan 16.00 serta 40% pada jam 22.00.
Volume air ditambah kisaran 10 cm, sedangkan pada bukan berikutnya hingga panen, volume air ditingkatkan mencapai 15-20%. Sebelum umur pemeliharaan mencapai 60 hari hanya dilakukan penambahan air sebanyak yang hilang akibat penguapan atau rembesan. Kualitas air yang layak untuk pembesaran vannamei adalah salinitas optimal 10-25 ppt (toleransi 50 ppt), suhu 28-31°C, oksigen > 4ppm, amoniak < 0,1ppm, pH 7,5-8,2 dan H²S < 0,003ppm.
Panen Udang Vannamei
Panen harus mempertimbangkan aspek harga, pertumbuhan dan kesehatan udang. Panen dilakukan setelah umur pemeliharaan 100-110 hari. Perlakukan sebelum panen adalah pemberian kapur dolomit sebanyak 80 kg/ha (tinggi air tambak 1m), dan mempertahankan ketinggian air (tidak ada pergantian air) selama 2-4 hari yang bertujuan agar udang tidak mengalami molting (ganti kulit) pada saat panen.Selain itu, siapkan peralatan panen berupa keranjang panen, jaring yang dipasang di pintu air, jala lempar, styrofoam, ember, baskom, dan lampu penerangan dilakukan dengan menurunkan volume air secara gravitasi dan di bantu pengeringan dengan pompa.
Bersamaan dengan aktifitas tersebut juga dilakukan penangkapan udang dengan jala. Sebaiknya panen dilakukan pada malam hari yang bertujuan untuk mengurangi resiko kerusakan mutu udang, karena udang hasil panen sangat peka terhadap sinar matahari. Udang hasil tangkapan juga harus di cuci kemudian direndam es, selanjutnya dibawa ke cold storage. Dengan pola tradisional plus produksi udang vannamei 835-1050 kg/ha/musim tanam dengan sintasan 60-96%, ukuran panen antara 55-65 ekor/kg.
Demikian pembahasan singkat mengenai cara mudah budidaya udang vannamei secara organik. Semoga bermanfaat bagi Anda semua.
Diolah dari http://udangorganik.blogspot.com